Fisherman, gak jauh-jauh dari yang namanya fish.. Jadi keinget cerita ini :D
Kemarin, salah satu ikan kecilku mengakhiri hidupnya karena dia sudah tak tahan lagi dengan air yang keruh (Hikss... TT_TT)
Dia memutuskan untuk melompat dari aquarium, berpisah dari aqua-mate nya (yang juga seekor ikan sejenis).
Singkat cerita, tanpa air yang menjadi habitatnya, dia terkapar dan ditemukan kaku tepat di sebelah aquariumnya sendiri.
***
Sekilas jadi inget tentang pilihan para murid yang kemarin dibahas sama Ps. Daud.
Ketika kita mau melompat dari suatu masalah apapun itu, kita seakan seperti ikan dalam air keruh tersebut.
Somehow, kita ingin melompat saja rasanya. Kita ingin lepas dari keberadaan kita.
Istilah yang paling tepat menggambarkannya, "seperti ingin hilang dari daratan" (dikutip dari phrase seseorang :p)
Kita terbeban dengan apa yang sudah menjadi kodrat kita, yaitu untuk terus hidup, berjuang, dan bertahan di dalam keruhnya kehidupan.
Bahkan, di dalam keadaan tertentu dalam posisi sebagai anak Tuhan yang terus diuji, ada kalanya kita terdesak. Jenuh. Jengah. It drive us crazy all day long.
Padahal ketika kita ingin lepas dari "masalah" dan melarikan diri dari persoalan, bisa saja kita ikut terhempas dari "air" kita.
Seperti melompat keluar dari anugrah Allah, dan tanpa sadari, kita dapat perlahan "mati".
Dalam hidup seekor ikan, air berhimpitan dengan udara yang ikan perlukan. Sama halnya seorang manusia, kehidupan berhimpitan dengan kasih karunia Tuhan yang manusia perlukan.
Kehidupan kita selalu diperbaharui oleh Tuhan setiap waktu, seperti air aquarium yang terus diperbaharui.
Coba saja pikirkan, apabila ikan itu bersabar sebentar saja, pemeliharanya (read: me) akan segera pulang. Ia pasti mengganti airnya tepat waktu kemudian mengisinya dengan air yang baru.
Sayangnya, tidak ada lagi kesabaran baginya untuk itu. Dan lihatlah temannya yang masih berada di dalam aquarium keruh itu: menghadapi dan bertahan di dalamnya.
Sekeruh apapun airnya sekarang, temannya itu semakin ciamik dalam bertahan dan jauh lebih kuat dari sebelumnya. (Yay!)
Tempat yang sama, kekeruhan yang sama, jenis ikan yang sama, pilihan yang berbeda.
Semua masalah pasti selesai, karena Tuhan tak pernah terlambat mengganti "air" kita.
Namun pertanyaannya: ketika kekeruhan itu terus muncul, mampukan kita terus bertahan?
*** milA ***
No comments:
Post a Comment